Twitter

Monday, December 1, 2014

Semburan Hati

Aku tahu saat ini bukan saat yang tepat bagiku untuk menulis. Tetapi, apalah daya segala peristiwa telah menumpuk di bahuku. jika terus kutahan, bisa-bisa aku terkena lordosis yang tak dapat disembuhkan.

Aku hanya ingin bercerita tentang sebuah perasaan yang mungkin dirasakan oleh sejuta umat di belahan bumi ini. Aku tak tahu jika curahan hati ini akan bermanfaat atau tidak. Aku hanya ingin meluapkan segala hal yang terus memenuhi pikiranku.

Kau tahu rasanya jatuh cinta? Cukup, tak usah kau jawab. Dengan kau berpikir sejenak saja aku sudah tahu jawabannya. Aku juga tahu rasanya jatuh cinta. Jatuh cinta kepada seorang lelaki baru pernah kualami satu kali semasa hidupku. Jika ada perasaan lain yang timbul, kurasa itu hanya perasaan suka atau sayang biasa. Percayalah.

Jatuh cinta tidak sepenuhnya membuatmu gila. Namun, perjuanganmu dari suka menjadi cinta itulah yang membuat hari-harimu seperti meniup balon. Susah namun memuaskan. Sebagian orang cenderung menunjukkan perasaan cinta itu. Sebagiannya lagi hanya memendamnya dalam hati entah sampai kapan. Mungkin sampai ajal menjemput. Siapa yang tahu?

Saat kau jatuh cinta, hari-harimu terasa begitu indah. Melihat batang hidung bahkan sehelai rambut orang yang kau suka saja sudah menjadi kesenangan tersendiri. Akui saja, memang benar, kan? Apalagi jika kau diajak berbicara. Tak usahlah satu kalimat. Disapa dengan satu kata saja sudah mampu menerbangkanmu ke langit ke tujuh. Jika ia duduk di sampingmu, semut-semut juga mampu mendengar detak jantungmu yang berdegup begitu kencang. Hanya orang-orang tertentu yang dapat menurunkan amplitudonya.

Begitulah jika orang sudah jatuh cinta, apa saja menjadi manis.

Tetapi, tidak selamanya begitu.

Ketika tinggal satu langkah lagi, bahkan satu milimeter lagi jarakmu untuk menyatakan cintamu itu, ada saja hambatan yang datang. Orang ketiga. Wahai pemuda yang kasmaran, sungguh buruklah untungmu. Ternyata orang ketika itu lebih baik rupanya darimu. Lebih tajir darimu. Parahnya, lebih cerdas pula darimu. Lalu akan kau kemanakan segala perasaan yang telah kau timbun sejak jauh-jauh hari itu? Apakah kau akan menyimpannya sampai ajal menjemputmu? Aku tak yakin kau akan bisa melakukannya. Tetapi, jika kau memilih untuk tetap menyatakan, apakah kau yakin kalau incaranmu itu akan menerimamu?

Sungguh buruk untungmu, Kawan. Kau kalah cepat. Kalah gesit. Katalis sangat dibutuhkan untuk mempercepat laju reaksi pernyataan cintamu. Posisi yang harusnya kau duduki, sekarang sudah dimiliki orang lain. Bahunya tidak lagi untukmu, tetapi untuk orang ketiga itu. Senyum manisnya jangan harap akan diberikan untukmu, pasti akan diberikan untuk orang ketiga itu seorang. Kau tidak bisa apa-apa. Mengalah adalah satu-satunya jalan keluar. Biarlah, biarlah ia bahagia dengan orang lain daripada sengsara bersamamu. Tak usahlah menjadi beban pikiran. Toh, masih banyak ikan di laut, Tinggal bagaimana teknik memancing kau saja yang perlu diperbaiki.

HEHEHEHE

Ga usah nangis gitu donggg.

Cerita di atas cuma pelampiasan gue yang ga kuat habis baca novel tenggelamnya kapal van der wicjk. Bahasanya berat-berat gitu gak sih? itulah bahasa yang terngiang di pikiran gue setelah baca novel lama itu. yaudah, semoga bermanfaat ya kawan-kawan!:p

--r--- ---- -----

No comments:

Post a Comment