Twitter

Saturday, September 14, 2013

You & Him

Hai. apa kabar? pasti kau sedang kelelahan dalam menuntut ilmu di ujung sana. rasanya sudah lama sekali tidak melihat kedua bola matamu yang cokelat itu. aku masih ingat betapa semua orang sangat penasaran dengan apa yang membuat matamu bisa secokelat itu. padahal, kau tak punya darah keturunan arab dan sebagainya. aku masih terlalu mengingatmu. saat kau menjailiku dengan lelucon unikmu. saat kau dengan bangganya memamerkan nilai terbaikmu. saat kau tersenyum kepadaku di tengah keramaian orang. saat kau menatapku dengan kedua bola matamu. semuanya masih terekam di benakku sejak pertama kali aku melihatmu, sampai terakhir kali kita bertemu. terlalu banyak kenangan indah tentang kita berdua.

sekali lagi, terlalu banyak.

Setiap hari aku selalu bertanya-tanya, apakah kau masih mengingatku juga? apa kau masih menggenggam jam kecil yang pernah kuberikan kepadamu itu? atau kau malah membuangnya dan tidak mengganti baterainya? semua kemungkinan bisa terjadi di antara kita. namun, aku benar-benar tak ingin dilupakan. walaupun kita sudah tak bertemu lagi, ingin rasanya aku tetap selalu ada di dalam benakmu. ya, sekalipun kau telah memikirkan orang lain selain diriku.

selain diriku

Setelah kita berpisah, aku merasa tidak memiliki apapun lagi. hidupku terasa hambar dan tak bernyawa. jangankan tertawa, tersenyum pun aku sulit. tetapi, itu tak berlangsung dengan lama. tiba-tiba aku dihadapkan dengan kehidupan nyata yang tak pernah kuduga-duga. kehidupan yang keras yang menyita waktuku untuk memikirkan hal-hal menyedihkan. aku ingat, dulu aku berjanji kepadamu untuk tidak berpacaran jika aku sudah SMA. aku juga ingat bagaimana kamu pada akhirnya membebaskanku untuk menyukai siapa saja. kali ini, aku dihadapkan dengan banyak pria yang menyita pandangan wanita. awalnya, aku tidak tertarik pada satupun di antara mereka. tetapi seiring berjalannya waktu, satu di antara mereka berhasil menerobos dinding pikiranku. dia bukan seorang lelaki yang sering di idam-idamkan oleh banyak wanita. bukan. dia lelaki sederhana yang begitu baik kepada semua orang. aku tak tahu mengapa aku memilihnya dari sekian banyak lelaki yang hadir. ia benar-benar bisa membuat mataku tersita kepadanya. membuat diriku meleleh ketika ia hanya sekedar berdiri di depanku. membuatku lupa ingatan ketika ia berbicara kepadaku walau hanya satu kata. betapa jahatnya diriku, memikirkan dua orang lelaki dalam satu waktu. kau dan dia. kalau boleh memilih, aku masih mau memilihmu. karena aku tak tahu apa yang ia rasakan kepadaku. aku selalu mendapatkan senyumnya ketika ia lewat di depanku. namun, siapa yang tahu kalau dia memberikan senyuman itu kepada wanita selain diriku juga? dia terlalu baik. dia terlalu indah. dia terlalu sulit untuk digapai. walaupun dia bukan lelaki idaman, tetapi tak sedikit wanita yang mendekatinya. aku takut dibenci oleh mereka mereka jika aku dekat dengannya. aku hanya ingin menjadi sahabatnya, itu saja. tidak lebih. aku juga tidak yakin jika ia akan memilihku. karena jika dibandingkan dengan perempuan-perempuan yang mendekatinya itu, sangat jelas aku kalah. mereka cantik, aku tidak. mereka terbuka, aku biasa saja. mereka tidak jaim, sedangkan aku? mengajakmu bicara saja sudah menjadi kesulitan tersendiri bagiku. jujur, ingin rasanya aku tidak hanya tersenyum kepadamu. aku juga ingin berbincang-bincang secara langsung, bukan hanya lewat chat. namun lagi-lagi, aku kesulitan. aku sulit untuk memulainya. aku takut dirinya tidak menyukai caraku. Oh yaampun, sudah lama sekali aku tidak merasakan ini. menyukai tanpa disukai. tak ada bukti yang pasti untuk membuatku mengatakan bahwa ia menyukai diriku juga. aku masih memegang tekadku untuk tidak berpacaran di dunia baruku ini. tapi setidaknya, aku membutuhkan pembangkit semangatku seperti dirinya.

Karena kau........ sudah tak ada disisiku.

Kau sudah begitu jauh

Kau sudah melupakanku

Tetapi, aku akan selalu memikirkanmu




dan dirinya.

No comments:

Post a Comment