Twitter

Friday, December 30, 2011

2011 \m/


Ga terasa dalam hitungan jam kita udah masuk ke tahun baru 2012. It’s too fast guys! I want do anything and make a chance to be better in this year. Over and over. But it’s late.

Gua cuma mau ngepost kesan gue selama di tahun 2011 \m/ buat gue tahun 2011 ini tahun yang cukup asing. Belum pernah gue ketemu tahun kaya gini sebelumnya. Bukan tahunnya, tapi pengalaman-pengalaman yang udah gue dapet ini emang bener-bener berharga. Sedih senang suka duka seneng bgtbgt sedih bgtbgt pernah gue alamin di tahun ini. Kalo di tahun sebelumnya, gue belum pernah ngerasain seneng bgtbgt atau sedih bgtbgt. Beda sama tahun ini. Tapi gue bisa kaya gitu bukan karna magic atau miracle. Itu karna gue punya orang-orang yang bisa bikin hidup gue abstrak -_- mereka yang bikin gue bisa ngelewatin sad moment atau sweet moment. Dari orang tua, keluarga, sahabat-sahabat dari auliya #05 especially Fakazico <3 Trk {} Princess Pinus :* Diponegoro :D Fatahillah =)) wohoho terimakasih semuanyaa O:)

Sad moment di 2011 itu waktu papa sakit parah sampe berminggu-minggu perasaan udah ga enak banget. Tapi alhamdulillah bisa sembuh hehehe tapi ga lama setelah papa sembuh ada kabar duka lagi nenek gua meninggal itu nyesek banget baru selesai satu kabar duka udah dateng kabar duka lain. Mungkin emang cobaan-_-. Hmm sad moment yang lain mungkin gausah di ceritain paling kecil-kecilan kaya dapet nilai jelek, diomelin, masalah sama temen. Nah gue ceritain deh pernah waktu itu punya masalah sama Fakazico. Penyebabnya karna gue yang terlalu deket sama cowo yang disukain sama one of Fakazico yah you know lah wkwk. Sumpah itu lebay banget sampe nyindir-nyindir di twitter gila gua kaya orang yang jahat banget di masalah itu -_- part penyelesainnya Fakazico kumpul gitu terus nangis nangisan WAKAKKAKA gila kalo inget ngakak sendiri kita-_- sekarang jadi bingung itu sad moment atau apa hahaha-___-“

Sweet moments ga terhitung. Langsung ke unforgettable moment aja hehe. Yang ga akan lupa dan ga akan keulang lagi itu masa-masa di Fatahillah dengan amazing classmates yang ga akan ditemuin di kelas-kelas lainnya. 2011 tahun terakhir di kelas 7. Tapi tetep silaturahmi ga putus sampe waktu udah kelas 8 ngadain bukber. Seru banget kumpul sekelas bareng-bareng tapi waktu itu sempet ada konflik karna ga ngajak wali kelas sendiri. Rempong. Tapi tetep berjalan acaranya hehe. Setelah lulus dari kelas 7, dapet kelas 8 Diponegoro walaupun belum selesai masa gua belajar di kelas ini tapi tetep banyak moment yang langka di kelas ini -_- then ikut Hiffest 2011 seru bgtbgt walaupun ninggalin banyak pelajaran. Bagian paling seru waktu awarding gatau kenapa -_- teruuss ikut banyak lomba Pramuka dan menang berkali-kali (sombong dikit) hehehe itu berkat Princess Pinus yang udah solid. Next LDK BEST 2011 yang seru bgtbgt. Beda dari acara sekolah yang lainnya, LDK seru ga ngebosenin, materinya pun ga kalah bagusnya ditambah dengan games yang menarik apalagi temen-temen yang ikut juga mendukung kegiatannya \m/

Ada satu moment yang ga akan gua lupain. Ini belum lama, December 29th 2011. Gua arum fira khansa oliv torik faisal reza refo ke satu mall. First kita nonton GDD. Gua duduk di tempat yang menurut gua strategis (jangan tanya kenapa). setelah nonton kita makan. Rempong sumpah mau nentuin makan dimana -_-. Setelah itu kita langsung ke rumah hantu yang ada di depang mall itu. Tapi ga semua ikut masuk. Cuma khansa arum gua isal reza. Gua sok sok berani buat masuk-__- pas di dalem, you know takut pasti. Mana reza isal lari cepet banget kasian yang cewe cewe dibelakang. Dijebak 3 setan sialan mana pas baru gua ngelangkah langsung ada pocong lompat ke depan gua percis -_- but it’s not the problem. Yang jadi masalah itu, gua jalan bertiga sederet gua paling kanan. Ada satu lorong kecil. Gua udah mau kesitu terus temen gua ngedorong gua dan mata gua kepentok tembok -_- sumpah sakit banget wkwk-_- pas keluar rumah hantu muka kita semua udah ga enak. Apalagi reza udah kaya nahan berak -_- tapi kasihan kaki dia kesakitan-_- Senasib sama gua tapi gua mata yang kesakitan dan ternyata itu berdarah gila how stupid I am masuk rumah hantu keluar keluar kaya orang abis ditonjok -_- selagi kita cerita-cerita di depan rumah hantu itu, cuaca hujan. Hm torik lagi asik nawarin khansa “lu mau mcflurry?” beberapa detik kemudian *byuuur* khansa kesiram tampias dari atas dan bajunya basah banget kasian sumpah tapi ngeliat ekspresinya itu ga nahann wakakakaka. Bukan cuma khansa yang kena banyak, faisal juga. Langsung kita semua ke dalem mall itu lagi. Seru banget jalan sama mereka semua ga bakal lupa deh ;;)

Tapi jangan salah, di 2011 ini gue juga sempet yang namanya di cap sama guru. Haha parah juga sih. Mungkin karena perubahan gua yang terlalu menonjol dari kelas 7 ke kelas 8. Muka gua biasanya menipu sifat asli gua haha. Pokoknya sifat gua bener-bener keliatan deh di tahun ini. Mungkin itu yang butuh proses buat orang-orang terima sikap gua yang sebenernya. Namanya juga anak umur 13 tahun, wajar kali. Tapi tenang, semuanya bisa gua atasin. Gua tetep jadi Idzni anak polos yang baik hati :).  Everything’s gonna be alright.

Mungkin itu aja pengalaman yang gua punya. Sebenernya masih banyak tapi ga gua tulis satu persatu. I will never forget this year. Di tahun ini gua jadi lebih tau banyak hal. Dan yang belum gua tulis sebelumnya, on August, 9th something happened in my life that will never forgotten J di tahun ini gue juga bisa belajar banyak hal about friendship, love, leadership, teamwork, etc. Thank you so much for everybody who makes my life better. You’re so meaningful ({})

Harapan untuk 2012, semoga bisa jauh lebih baik dari 2011. Ga banyak masalah. Tetep bareng Fakazico, still with kudo. Auliya2013 solid! Banyak prestasi, dapet ranking 1 paralel. Make my parents proud of me. Rutin menulis dan menghasilkan banyak cerpen. Bisa lancar main gitar dan keyboard. Bisa main basket-_- dan tentunya, make everybody happy :D

Bye 2011. 2012, I’m coming soon \m/

Monday, October 3, 2011

Apologize II - what's the more important


“Risya, kujemput kau sekarang, ya?”
“tidak perlu, Ris. Aku sudah diantar oleh Bossa”
“hah? Bossa? Siapa itu?”
“ohiya, kau belum tahu. Dia temanku. Nanti kuceritakan”
“emm, okelah”
*tuut tuut tuut*
Pagi itu, Risya diundang acara off air oleh salah satu perusahaan. Kebetulan Bossa sedang mempunyai waktu luang untuk mengantarnya. Tak terasa ya, baru semalam mereka saling kenal, ternyata sudah punya tekad yang tinggi untuk pergi bersama
                                                                                ***
Mazda hijau tiba di depan rumah Risya. Seorang pria tampan keluar dari sana---sambil tersenyum---iya memanggil nama Risya dua kali dan Risya langsung keluar dari rumah
“Hey Bossa!”
“Ooh hey Risy!’
“Sudah lama menunggu?”
“emm, belum, baru saja aku tiba kesini”
“hehe baguslah”
“haha sudah siap kan? Ayu kita berangkat”
Risya mengangguk sambil berjalan memasuki mobil itu
Selama di pejalanan, Risya dan Bossa berbincang bincang cukup banyak. Mereka semakin akrab dan tak terasa 90 menit perjalanan telah terlewati. Kini mereka tiba di perusahaan yang dituju. Terlihat gedung besar yang dipenuhi kerumunan orang telah mendatangi tempat itu. Dan pastinya poster yang berisikan foto Risya dan Haris yang sedang memegang alat musik masing-masing terpampang didepan gedung. Saat memasuki gedung itu, terlihat Haris yang sedang sibuk dengan pianonya dibelakang panggung. Risya dan Bossa menghampirinya
“Hey, Ris!”
“ah, Hey, Risya! Emmm....” Haris menegur Risya dan memandang kebingungan dengan seseorang yang berada disebelahnya
“oh iya, kenalkan, ini Bossa” ucap Risya sambil menunjuk ke arah Bossa
“hallo, nice to meet you, dude” Bossa berusaha bersikap baik di depan Haris
“hmm, me too. Well, sepertinya wajah ini tidak asing dimataku”
“wow, really? Yaa itu memang karena dia sudah cukup sering muncul di televisi untuk menjadi coach di beberapa sekolah sepak bola terkenal yang ada” Risya berusaha menjelaskan
“haah? Kauu, kau Hendrick van Bossa? Mantan pemain di netherland league?” Haris tercengang sambil sesekali mengucek matanya karena merasa tidak percaya
“hahaha iyaa, kau tahu?”
“tahuu! Aku cukup mengetahui beberapa pemain disana. Really i can’t imagine that i meet you, dude!” Haris masih saja mengucek matanya
Ketiganya tertawa
                                                                                ***
Konser dimulai. Haris sudah siap dengan pianonya, dan Risya hanya sesekali mengecek mick nya. Ia tidak memegang gitar karena memang lagu yang akan dibawakan tidak menggunakan benda bersenar itu. Mereka akan membawakan lagu ‘Talking to the Moon’
Risya mulai bernyanyi
I know you're somewhere out there
Somewhere far away
I want you back
I want you back
My neighbors think
I'm crazy
But they don't understand
You're all I have
You're all I have

Chorus:

At night when the stars
light up my room
I sit by myself

Talking to the Moon
Trying to get to You
In hopes you're on
the other side
Talking to me too
Or am I a fool
who sits alone
Talking to the moon

I'm feeling like I'm famous
The talk of the town
They say
I've gone mad
Yeah
I've gone mad
But they don't know
what I know

Cause when the
sun goes down
someone's talking back
Yeah
They're talking back

Chorus:

At night when the stars
light up my room
I sit by myself
Talking to the Moon
Trying to get to You
In hopes you're on
the other side
Talking to me too
Or am I a fool
who sits alone
Talking to the moon

Ahh Ahh,
Ahh Ahh,

Do you ever hear me calling?
Cause every night
I'm talking to the moon
Still trying to get to you

In hopes you're on
the other side
Talking to me too
Or am I a fool
who sits alone
Talking to the moon

I know you're somewhere out there
Somewhere far away
 
                                                                                ***
“woow great perform! Looks cute there!” Puji Bossa yang ternyata melihat dari kejauhan. Ini adalah kali pertamanya ia melihat Risya bernyanyi diatas panggung dan dikerumuni oleh banyak penggemarnya. Bossa cukup tercengang ketika melihat penampilan Risya disana. Memang sangat beda dengan Risya yang biasa, jika diatas panggung ia sangat menghayati setiap lirik yang ia bawakan. Suaranya yang merdu serta penampilannya yang anggun sangat mendukung setiap lagu yang ia bawakan.
“hahaha thanks dude! Setelah ini aku akan membawakan lagu sambil bermain gitar. Don’t let this! Kau pasti tidak akan menyangka aku bisa seperti itu hahaha”
Risya kembali menaiki panggung. Sendiri. Dengan menggenggam gitar di tangannya. Kali ini ia akan membawakan lagu ‘Count On Me’
if you ever find yourself in the middle of the sea
                         
i'll sail the world to find you
                                                         
if you ever find yourself lost in the dark and you can't see
          
i'll be the light to guide you

find out what we're made of
                                    
when we are called to help our friends in need

you can count on me like one, two, three
i'll be there
and i know when i need it
i can count on you like four, three, two
and you'll be there
cos that's what friends are suppose to do
oh yeah
(ooh ooh ooh ooh ooh)
(ooh ooh ooh ooh ooh)
(yeah yeah)

if you're tossing and you're turning and you just can't fall asleep
i'll sing a song beside you
and if you ever forget how much you mean to me
everyday i will remind you
oh
find out what we're made of
when we are called to help our friends in need

you can count on me like one, two, three
i'll be there
and i know when i need it
i can count on you like four, three, two
and you'll be there
cos that's what friends are suppose to do
oh yeah
(ooh ooh ooh ooh ooh)
(ooh ooh ooh ooh ooh)
(yeah yeah)

you'll always have my shoulder when you cry
i'll never let go, never say good-bye

you know you can count on me like one, two, three
i'll be there
and i know when i need it
i can count on you like four, three, two
and you'll be there
cos that's what friends are suppose to do
oh yeah
(ooh ooh ooh ooh ooh)
(ooh ooh ooh ooh ooh)
you can count on me cos i can count on you
                                                                                ***
Bossa yang melihat itu hanya melamun takjub. Ia tidak menyangka seorang wanita yang baru ia kenal itu sangat hebat dalam penguasaan panggung. Haris yang melihat ekspresi wajah Bossa saat itu hanya tersenyum geli
“Bos, kenapa kau? Takjub ya melihat wanita itu? Hahaha”
“huuuh, iya Ris. Aku tidak menyangka dia sangat hebat. Kukira dia hanya bisa menyanyi saja. Tak tahunya jarinya yang lentik itu sangat hebat dalam memetik setiap senar itu” Bossa berbicara dengan nada yang lucu sambil memeragakan Risya yang sedang memetik senar walaupun cukup aneh. Sepertinya Bossa sangat tertarik dengan kemampuan Risya tersebut. An interesting thing from Risya.
                                                                                ***
Seusai konser, Risya dan Haris makan bersama manager perusahaan atas rasa terima kasih telah datang kesana. Suatu kebanggaan bagi Risya dan Haris dapat diundang ke perusahaan ini. Karena perusahaan ini termasuk perusahaan yang terkenal saat itu.
Setelah makan, Risya dan Haris menemui Bossa yang menunggu Risya diluar
“Hai Bossa! Maaf ya agak lama,” Ucap Risya
“haha tidak apa-apa. Oke sekarang kita pulang yuk”
“Risya, kau pulang dengannya? Bukannya.....” Haris tidak melengkapi kalimatnya
“apa, Ris?” Risya bingung
“emm, kau lupa?”
“lupa apa?”
“ah sudahlah, sana kau pulang”
“loh Ris, kenapa? apa yang kau maksud?”
“tidaak, tidak ada apa-apa. Sudah lupakan saja. Sana kau pulang” Haris berkata aneh. Sepertinya ada sesuatu yang ia sembunyikan dan terlupakan oleh Risya
“Serius tidak ada apa-apa? Bilang saja, oya kau pulang sendiri?”
“iyaiyaa, sudah sana pulang, kasihan Bossa menunggumu dari tadi”
Bossa hanya mengangkat sebagian kepala sebagai tanda ajakan pulang. Risya hanya terdiam dan berbalik arah untuk menuju mobil. Ia masih memikirkan apa yang dimaksud oleh Haris tadi. Tapi ia benar-benar tidak tahu apa itu
Risya dan Bossa memasuki mobil dan berjalan pulang
Haris merasa kecewa
                                                                                ***
Dalam setengah perjalanan menuju pim—tempat yang akan ditujunya sekarang—walaupun  Risya sangat asik dalam mengobrol bersama Bossa, tetapi masih teringat perkataan Haris tadi di benaknya. Sepertinya Risya benar benar sedang melewatkan sesuatu. Tapi sungguh sulit untuk diingat. Arkhgg apa itu apa ituu, batin Risya
Risya mengeluarkan blackberry nya dan melihat recent updates. Terlihat pm seseorang yang bertuliskan “Harisss *emotbirthday*” WOW SUCKKKKKK! Risya langsung menaruh hp nya kembali ke dalam tas. Hatinya terus berguncang seperti gempa vulkanik sedang melandanya. Hatinya sangat menyesal telah melewatkan ini
“Bossa! Bossa! Oh gosh gosh! Ini sangat paraaah” Seru Risya
“ada apa Risy?”
“Haris boss! Haris! haris huaaah”
“haris kenapa, Risy?”
“Haris ulang tahun! Aku baru tahu! Aaah suck pantas saja dari tadi aku sepeti sedang melewatkan sesuatu dan itu haris’s birthday boss!” seru Risya
“lalu kenapa? ucapkan saja di telepon. It’s easy”
“tidak, tidak bisa”
“kenapa? bilang saja kau hanya pura-pura lupa. Selesai kan?”
“tidak, karena... karena aku...”
Risya tidak melanjutkan kalimatnya. Ia baru saja teringat dengan janjinya saat itu. Janji yang sangat berarti di mata keduanya. Risya pernah berkata “kalau kau ulang tahun nanti, aku akan berusaha menghabiskan waktuku seharian untukmu. Yaap just for youu, cause you’re my bestfrnd , masak sih ada seorang sahabat yang tega membiarkan sahabatnya ketika ulang tahun sendirian. Kan tidak mungkin hahaha...” aaaahhhh aku menyesaaal , batin Risya. Risya digeluti oleh rasa menyesal. Sekarang ia harus apa? Membatalkan second date nya bersama Bossa juga hal yang salah. Tapi mengingkari janjinya terhadap sahabatnya sendiri jauh lebih salah
Sampai di pim. Bossa dengan senang hati membuka pintu mobilnya dan membukakan pintu untuk Risya. Risya hanya melemparkan senyum terpaksanya. Sungguh Risya masih menggalaukan janjinya itu. Risya tidak percaya ia adalah seorang sahabat yang tega menggunakan waktunya untuk kencan di saat sahabatnya berulang tahun
Risya putuskan untuk mengajak Bossa pulang pukul 16.00 , agar setelah itu ia bisa langsung menuju rumah Haris untuk meminta maaf. Namun,  tanpa sepengetahuan Risya, dijalan pulang, Bossa menyetir mobilnya menuju suatu tempat. Bukan rumah Risya. Melainkan sekolah bola Denis. Risya yang barus menyadari hal itu langsung kaget
“Bossa what are you doing? Aku ingin pulang! Kenapa kau membawaku ke sini?”
“was it wrong? Kau tidak mau kan melewatkan saat saat aku bermain bola?”
“tidak aku tidak mau. Tapi aku punya moment yang lebih penting dari itu! Aku ingin menemui Haris” tanpa sengaja hal yang direncanakan Risya dari tadi ketahuan oleh Bossa
“Haris? kau ini apa apaan sih? Kau sedang dating Risy! Kau kira aku akan membiarkanmu pergi kesana tanpaku hah? Tidak!” Ucap Bossa dengan nada yang cukup tinggi
Risya tertegun. Ia tidak dapat berkata apa-apa. Keceplosannya tadi sangat fatal. Rencana yang ia tutupi dari Bossa itu akhirnya ketahuan juga. Penyesalan menggeluti tubuh Risya kembali. Akhirnya ia putuskan untuk menonton Bossa dalam bermain bola bersama rekan-rekannya walaupun dengan hati yang tidak ikhlas. semua ia lakukan hanya untuk memenuhi keinginan Bossa.
Selesai Bossa bermain bola, pukul 18.00 , Risya baru diantarnya pulang. Saat keluar dari mobil, Bossa berpesan “jangan kemana-mana. Tidak perlu menemui laki-laki brengsek itu di malam hari” Risya yang mendengar perkataan itu langsung mengelak
“brengsek? Jangan sekali-kali kau hina sahabatku. You wouldn’t better than him. Kbye”
Saat baru ingin membuka pintu, Risya mendapati seorang lelaki berwajah ke timur timuran duduk di depan pagar. Haah, Haris! Batin Risya
“HARIS!!! SAY IT’S YOU!!!”
“hahaha yeah it’s you, eh... it’s me”
Risya langsung membuka pagar dan memeluk Haris erat erat
“HARIS HAPPY BIRTHDAAAAYYYY! MAAFKAN AKUU, AKU BARU INGAT SAAT AKU DI PERJALANAN DAN AKU TIDAK BISA MENEMUIMU KARENA....”
“hahaha iya tidak apa-apa. Aku mengerti kok. Lain kali cek recent updates setiap saat ya biar tidak lupa hahaha” Haris tertawa meledek sekaligus menyindir. Risya hanya memasang tampang cemberut
“huuuh, yaa sorry deeeh hehe. Oya anyway maaf yaa aku mengingkari janji itu...”
“janji? Janji janji yang.... ooh hahaha sudahlah lupakan saja. Aku mengerti kok posisimu tadi. Dan aku rasa kau sangat bahagia dengan Bossa. Dengan melihatmu bahagiapun sudah menjadi kado terindah didalam hidupku kok haha aku jadi menggombal”

Monday, September 26, 2011

Can't Take My Eyes Off you - Lady Antebellum

I know that the bridges that I've burned along the way
Have left me with these walls and these scars that won't go away
And opening up has always been the hardest thing
Until you came

So lay here beside me, just hold me and don't let go
This feeling I'm feeling is something I've never known
And I just can't take my eyes off you
And I just can't take my eyes off you

I love when you tell me that I'm pretty when I just wake up
And I love how you tease me when I'm moody, but it's never too much
I'm falling fast, but the truth is I'm not scared at all
You climbed my walls

So lay here beside me, just hold me and don't let go
This feeling I'm feeling is something I've never known
And I just can't take my eyes off you
And I just can't take my eyes off you, off you, off you

So lay here beside me, just hold me and don't let go
And Oh, this feeling I'm feeling is something I've never known
And I just can't take my eyes off you
And I just can't take my eyes off you




*The best song ever of lady antebellum*

Her Love Story

guys, i hear this story from my bestfriend (A.I.R) she got this story from her boy, and her boy got this story from his friend. and i want to share this, though that my bestfriend said "You don't even have to post this. I just need to get some things off my chest" but i still want to post this, sorry hun

"My last boyf was honestly my 1st true love. He was everything I ever wanted and needed. We were together for 1 year and 9 months. One night, I was really sick so I stood home. I wanted my boyf to come to see me but he said he couldn't. I figured, no big deal, he's probably busy. The next day my friend texted me saying she saw my boyf and another girl at the mall. My heart dropped.

I couldn't believe that the boy I fell in love with, was messing around with another girL. It was the worse thing I ever had to experience. I was so devastated. I was so mad so I bitched at him. I was so mad so I broke up with him. The next day, his family found hime on his bed. He has an over dose and he passed away. They found a little envelope. On the outside it read, "I was in love with her and she broke my heart by ending it. I was going to purpose to her, but she doesn't love me anymore."

Inside the envelope, was a ring. When he went to the mall, he was with his sister. His sister said they went to the mall to buy that ring for me. Its year later now and I still haven't forgiven myself for being too quick to assume. I wear the ring everyday... I miss him, so much."

well, how did you think about this story? ._.

Thursday, September 22, 2011

Isn't my problem, but I wrote

haloo bloggyy, gue cuma mau ngepost 'sesuatu' ajaa, ga terlalu penting siih, tapi gua pengen aja ngeshare.

Ini cerita tentang persahabatan gue sama ke7 temen temen gua. mungkin banyak yang bilang kita geng, yaa begitulah, tapi kenyataannya kita ga pernah ngakuin itu. sebut aja kita bertujuh itu 'F', kita cuma sekumpulan anak anak cewe yang punya banyak perbedaan tapi kita bisa satuin. kita juga cuma bocah yang kalo ada masalah nyindir-nangis-baikan-baikan banget. like you knew lah, every friendship has the problem, mau itu cowo ataupun cewe, mau itu bocah ataupun orang dewasa, tetep aja punya masalah. jadi maklumin aja ;)

Selama ini di F ga ada orang yang ga adil, kita semua adil, kalo ada satu yang punya masalah, kita deketin, kalo ada yang seneng, kita ikut seneng, kalo ada yang ngejauh, kita bikin deket lagi, kalo ada yang galau, kita ikut galau :'( -_- . kita bukan orang yg luar biasa, kita sama kaya spongebob-patrick, kalo ada perbedaan kadang diperdebatkan, tapi ujung ujungnya kita tetep bisa terima itu dan malah nyatuin. nah it why was i happy there

Tapi ada satu freak prob yang gua ga sangka sangka. bukan masalah gua, tapi gua ngerasain how it flow banget. gua ga nyangka juga ini bakal terjadi. sebenernya yang ngerasain ga semuanya, cuma beberapa doang. dan yang paling ngerasain ini sebut si 'A'.

Jadi si A ini anak yang bisa disebut paling alim lah, paling rajin, paling segala nya deh pokoknya, ditambah lagi dia cukup takut buat ngelakuin hal hal konyol yang kadang F lakuin. dari dulu sebetulnya orang yang paling beda di F itu gua, jujur ajaa niih. kadang gua juga suka ngerasa diri gua paling beda. pertama, F jago basket semua kecuali gua. kedua, F cantik cantik, gaul, up to date, beda sama gua yang cuma nyerap informasih seadanya. ketiga, gua paling sering punya perbedaan pendapat sama mereka. nah nasib gua ini sama kaya si A. cuma bedanya kalo gua santai aja dengan itu, gua masih seneng berbaur sama F. tapi A engga. Dia bener bener ngerasa kalo dirinya beda banget. ditambah lagi setelah naik ke kelas selanjutnya ini, F jadi tambah keren. jadi tambah 'eksis' lah kalo dibilang. gua juga anggep itu sih. tapi A ngerasa ga nyaman dengan itu. A selalu bilang "gua ga pantes disini gua ga pantes" ke gua. Gua awalnya nanggepin biasa aja, gua kira ini cuma little problem yang paling seminggu atau 2 minggu lagi selesai, kaya gua dulu juga pernah brgitu, tapi nyatanya enga. A dari awal masuk kelas 8 sampe sekarang dipertengahan masih ngerasain hal itu. Because of that, A suka ngejauh. kalo F lagi main bareng, A ga ada, kalo F lagi punya acara, A ga ada. ga ada ga ada dan teruus ga ada. gua khawatir sama dia. Jujur dia orang yang paling nyambung buat gua ajak ngomong. gua ngerasa beda waktu suasana F without A. beda jauh. ga ada orang yang suka ketawa ngakak sama gua walaupun yang diketawain itu ga lucu lucu amat -_- ga ada yang suka ngomongin bola bareng gua, ga ada yang punya 'sesuatu' yang paling sama gua kaya dia. I find the difference . gua ga mihak mana mana, gua cuma pengen F nyatuu semua kaya dulu, don't just ever think that you're different

Setelah agak lama itu terjadi, gua semakin khawatir. akhirnya gua deketin A. gua ajak ngomong baik baik. dia bilang yang udah gua duga. dia ngerasa ga pantes. dia beda. dia ngerasa ga nyaman sama F yang sekarang. dia bilang F udah berubah, bukan F yang gua kenal dulu. F udah bukan orang yang nyambung sama gua, dia udah nyaman bertemen sama anak anak lain. Oke gua maklumin banget. tapi gua juga ga mau kehilangan dia. Gua bingung. Gua kaya ditengah tengah. F sendiri suka nanya sama gua A kenapa ngejauh terus terusan, berkali kali gua jawab tapi kayanya ga ada prubahan sedikitpun. di satu sisi gua seneng banget punya sahabat kaya F semua, tapi di sisi lain, gua kasian sama A. A ga bisa nerima F yang sekarang. there is nobody is wrong. semuanya punya prinsip masing masing sekarang. F yang dulu beda sama F yang sekarang, jujur gua rasain itu, tapi gua terima, dan A susah buat terima. dulu F orang orang yang setara sama A, tapi sekarang A anggep kalo F udah ga setara sama dia. A anggep dia bukan orang kaya mereka. "gua masih sayang banget sama F gua ga mau keluar, tapi kalo dikeluarin, gua sanggup kok terimanya" A ngomong gitu ke gua. yaduuuh tersentuh hati gua :'( -_-

Finally, gua belum nemuin solusi buat masalah ini. gua sayang F semuanya ga terkecuali termasuk A. gua ga mau ada salah satu dari kita yang keluarrr, we're bestfriend and we're the same. no matter what we're bestfriend. the difference can't make us apart , it can make us better.

Thursday, August 25, 2011

Apologize - Part I - First Date


Risya mengendarai honda jazz yang biasa ia gunakan kemanapun. Seperti biasa, ia akan membawa mobil itu ke tempat peristirahatan standar yang setiap orang memilikinya. Rumah. Bangunan dari batako yang sudah khas dimatanya. Lelah menyelimutinya. Ia baru saja tampil di program musik salah satu channel televisi terkenal. Saat itu pukul 23.00. ia memang sudah terbiasa pulang hampir tengah malah seperti itu. Karena itu memang profesinya sebagai pemusik. Gitar sudah menjadi bagian dari hidupnya. Dan suara merdu juga menemani lantunan setiap petikan gitar itu.

Sesampainya dirumah, secangkir teh dan beberapa kue kering menyambutnya di meja makan. Risya tau siapa yang telah menyiapkan semua itu. Bukan bagian dari keluarganya, melainkan bibi marni yang bekerja dirumahnya setelah kesibukan menyelimutinya. Tidak ada waktu lagi untuk risya membereskan setiap barang yang tertata dirumahnya. Ditambah lagi kedua orangtuanya yang bekerja diluar kota yang tidak sempat merawat rumah itu. Rumah itu hanya serasa dihuni oleh seorang tunawisma walaupun Denis, adik Risya tinggal disana dan mengabiskan banyak waktu diluar untuk kegiatan sekolah dan shutting iklan.

Sepertinya bibi sudah tidur. Risya hanya menikmati santapan malamnya sendirian. Ia bukan seorang perempuan yang biasa nongkrong di cafe dan semacamnya. Ia lebih senang menghabiskan waktunya dirumah walaupun hanya sendiri. Komunikasinya dengan teman-teman hanya sebatas lewat blackberry. Tidak lebih. Ia bukan perempuan yang suka berkeliaran diluar meskipun ia adalah seorang selebriti terkenal. Jika memang mendapatkan job bernyanyi di cafe, ia hanya sekedar bernyanyi, menghibur orang orang yang ada didalamnya. Tidak tertarik untuk ikut berkumpul disana.

**
“ris, kayanya lo ga usah anter gue pulang deh. Kebetulan gue bawa mobil. Gue juga mau ke suatu tempat dulu. Thanks ya sebelumnya” ucap Risya yang dibalas anggukan oleh Haris setelah mereka selesai nyanyi off air di suatu acara.

Haris adalah keyboardis Risya. Ia tak pernah absen untuk mengiringi Risya bernyanyi. Penggemar Risya biasanya juga mengenal Haris. Wajar saja, keberadaan Risya selalu diikuti oleh Haris. duet dalam bernyanyi pun kadang terjadi. Namun,  kedekatan mereka tidak hanya sebatas diatas panggung saja. Mereka juga sangat dekat diluar itu.

**

Risya sudah menghabiskan waktunya untuk bernyanyi sampai pukul 16.00. sekarang saatnya untuk refreshing baginya. Kebetulan itu memang ia dapatkan setiap jumat sore. Dimana ia tidak menerima tawaran bernyanyi dimanapun. Seperti biasa, ia akan menjemput Denis di sekolah bolanya terlebih dahulu. Walaupun Denis sudah beranjak menjadi seorang remaja, tetapi tetap saja tak satupun kendaraan boleh digunakannya sendiri. Ia masih tetap diawasi.

Sesampainya di sekolah bola Denis, Risya mendapati sekumpulan anak berumur sekitar 11-15 tahun bermain bola diatas lapangan hijau. Dan diantaranya ada sang adik yang cukup menonjol. Jelas saja, Denis sudah menjadi pemain iklan sejak umurnya 5 tahun. Hampir setiap orang mengetahuinya.

Namun tatapan mata Risya tidak tertuju ke arah Denis. Melainkan ke arah seorang pemain bola yang memeragakan cara bermain bola yang benar kepada para siswanya. Bukan seorang guru. Itu adalah pemain bola terkenal yang sudah sering Risya lihat di televisi. Rambut hitamnya bergerak semilir angin. Kakinya menendang bola dengan lincah. Menggerakkan ke kanan-kiri. Tak satupun orang ingin melewatkan saat saat ini. Saat saat ia menggiring bola ke gawang, dan masuk. Entah apa yang sedang dirasakan oleh Risya. Selama ini ia tak pernah sedikitpun tertarik dengan orang yang bermain dengan benda putih hitam itu di atas rumput hijau. Tetapi saat ini bagaimana? Ia terbelalak melihatnya. Seakan dunia menghalangi nafas yang sedang ia hidup. Ia terdiam. Tanpa diduga, lelaki pemain bola itu melihat kearahnya---dengan heran---dengan kepolosan di wajahnya. Sepertinya ia merasa sangat diperhatikan dari tadi oleh perempuan cantik ini. Namun konsentrasinya tetap terfokus kepada benda bulat hitam putih itu. Risya hanya salah tingkah melihat lelaki itu menatapnya dengan keheranan. Ia langsung membuyarkan pikirannya. Apa apaan sih. Dia cuma laki- laki biasa. Lupain.

**
“Nis tadi sekolah bolamu itu kedatangan bintang tamu?”

“Bintang tamu? Bintang tamu apaan?”

“Itu, yang main bolanya keren banget”

“oh itu, hahaha bukanlah itu bukan bintang tamu. Itu kan kak bossa. Dia itu partner pa Agus, guruku, kalo lagi ngajar. Biasanya pa Agus yang ngasih teori, nah kak Bossa yang meragain. Dia kan pemain bola terkenal kak. Dia dulu sempet main di club internasional. Dia imigran dari netherland”  Jelas Denis panjang lebar. Risya yang mendengarnya hanya memberi anggukan dan sesekali menjawab “ooh”. Padahal, ia sangat terkejut mendengarnya. Namun ia berusaha menyembunyikan itu karena takut disangka yang aneh aneh.

“Kenapa kak Risya menanyakan kak Bossa? Suka yaaa? Cieee” ledek Denis sambil tertawa kecil

“suka? Enak aja, enggaklah Nis. Kak Risya Cuma penasaran aja biasanya kan setiap kakak menjemput kakak ga liat dia. Terus tiba-tiba kakak liat. Ya aneh aja”

“ooh hahaha iyasih , dia biasanya muncul di jam jam pertama aku latihan. Tapi sekarang dirubah, dia ikut mengajar jadi jam jam mendekati pulang” Denis menjelaskan “jadi kak Risya kalo mau liat dia gampang deh” Denis meledek kembali sambil diiringi dengan tawa kecil.

“enak saja!” Risya mengelak. Namun tiba-tiba pipinya memerah.

“Tuh kaan pipi kak Risya langsung merah. Berarti benar dong kalo kak Risya ingin melihatnya? Ciee penyanyi suka pemain bola ciee” Denis tambah meledek.

Risya tersenyum miris. Tidak terima dengan ledekan itu. Tetapi apa daya, pipinya memang memerah. Ia tidak bisa membalas ledekan itu

“kak Risya, nanti malam jalan yuk” Denis tiba-tiba berganti topik. Risya lega

“ayuk, kemana?”

“Citos aja. Udah lama kita ga kesana”

“Hmm, boleh juga. Okelah, kebetulan kak Risya kangen dengan strawberry and cream frapp nya starbucks hehe” Risya membayangkan menu itu “biasanya kita beli itu kan cuma disana hehe”

“hehe iya ka, kebetulan aku juga mau beli banyak perlengkapan”

“oke nanti pukul 19.30 kita kesana”

**
Risya dan Denis memasuki Citos. Semua mata tertuju kepadanya. Jelas saja, kedua kakak beradik ini sudah cukup terkenal di perawakan masyarakat. Tidak lupa mereka berdua melemparkan senyum kepada semua orang yang menatapnya itu. Sesekali orang-orang berbisik berkata “itu. Ituloh. Risya penyanyi yang biasa ada di tv sama Denis yang biasa ada di iklan”. Risya dan Denis lanjut berjalan.

Risya dan Dennis berjalan menuju starbucks coffee.

Mereka telah memilih tempat. Memesan makanan pun sudah. Saat ini mereka hanya berbincang-bincang seputar kisah pribadi diantara mereka berdua. Namun itu berumur pendek, setelah seorang lelaki menyapa Denis dan berhasil membuat Risya kaget melihatnya.

“kak Bossa! Kakak sama siapa kesini?”

“Sendiri aja, Nis”

“Yaudah kalo gitu duduk sini bareng aku dan kakakku”

Risya kaget mendengarnya. Denis ini apaan sih. Udah tau lagi hangout berdua, malah ngajak orang lain. Risya membatin

“serius nih? Ga ganggu kalian?”

“enggak”

Bossa langsung duduk disebelah Denis. Risya hanya bisa diam dengan apa yg sedang ia lihat sekarang. Tidak mungkin Risya mengusir Bossa yang sudah duduk didepannya itu. Mau tidak mau, ia memulai pembicaraan

“Hai, Bossa ya?”

“Hai, iya, kau Risya kan?”

Risya tersentak dengan perkataan itu. Mengapa dengan cepat ia menebak nama Risya.

“iya, anyway,sudah tau ?”

“sudahlah, aku sering melihatmu memetik gitar sambil bernyanyi di televisi. Masa iya aku tidak tau”
Bossa menjawab dengan senyum meledek. Risya hanya tertawa. Tidak menyangka dirinya setenar itu di televisi.

“Adik kakak sama saja ya, sama sama terkenal. Sama sama keren. Sama sama baik” Bossa bergumam.

“ah tidak, aku saja yang terkenal, aku saja yang keren, aku saja yang baik, ehehe” kata Denis sambil tersenyum meremehkan

Tiba-tiba saja, Denis izin untuk keluar starbucks. Ia ingin membeli sesuatu. Sukseslah Bossa dan Risya berbincang disini berdua


“Oya Bossa, sudah berapa lama kamu tinggal di Indonesia?” Risya bertanya

“sekitar satu tahun setengah. Oya ngomong-ngomong, kamu tahu aku imigran?”

“tahu, Denis menceritakannya padaku. Dari Netherland kan?”

“he-eh. Kalau yang ini sepertinya bukan cerita dari adikmu ya, tapi tebakan dari wajahku hehe”

“tidak, ini masih cerita dari adikku hehe”
“oh kukira hahaha”
“kenapa kau mau pindah kesini? Bukannya disana sudah sangat nyaman?”
“sebenarnya sih begitu, tapi aku tertarik untuk mengajar anak-anak Indonesia bermain sepak bola. Selain itu, papa mendapat tugas bekerja disini. Otomatis aku ikut”
“hmmm ooh...”
Risya dan Bossa berbincang bincang tentang pengalaman pribadi mereka. Tak disangka, mereka langsung akrab. Mereka dapat membawa suasana menjadi tidak bosan. Sesekali Bossa pun bersenda gurau dengannya. Dan Risya, yang sebelumnya jengkel dengan keberadaan Bossa secara tiba-tiba itu, malah menikmati mengobrol dengannya. Risya tidak menyangka, baru saja ia mengintip Bossa yang tadi asik bermain bola. Sekarang, ia berbincang bincang face to face.
Malam ini, yang sebelumnya direncanakan hanya untuk refreshing, berubah menjadi first date. Haha sebenarnya tidak, tetapi setidaknya Risya dan Bossa sudah mengenal dekat since they’ve met tonight J

Monday, July 4, 2011

Tidal Wave - Owl City

I just wanna post a song from Owl City with a title of "Tidal Wave" this song so interesting for me. You can sing out. Come on!

I wish I could cross my arms
And cross your mind 'cause I believe
You'd unfold your paper heart
And wear it on your sleeve

All my life I wish I broke mirrors
Instead of promises
'Cause all I see is a shattered conscience
Staring right back at me

I wish I had covered all my tracks completely
'Cause I'm so afraid
Is that the light at the far end of the tunnel
Or just the train?

Lift your arms, only Heaven knows
Where the danger grows and it's safe to say
There's a bright light up ahead
And help is on the way, help is on the way

I forget the last time I felt brave
I just recall insecurity
'Cause it came down like a tidal wave
And sorrow swept over me

Depression, please cut to the chase
And cut a long story short
[From: http://www.elyrics.net/read/o/owl-city-lyrics/tidal-wave-lyrics.html]
Oh, please be done, how much longer
Can this drama afford to run?

Fate looks sharp, severs all my ties
And breaks whatever doesn't bend
But sadly then, all my heavy hopes
Just pull me back down again

I forget the last time I felt brave
I just recall insecurity
'Cause it came down like a tidal wave
And sorrow swept over me

Then I was given grace and love
I was blind but now I can see
'Cause I found a new hope from above
And courage swept over me

It hurts just to wake up
Whenever you're wearing thin
Alone on the outside
So tired of looking in

The end is uncertain
And I've never been so afraid
But I don't need a telescope
To see that there's hope
And that makes me feel brave


Well, what do you think about it? Very interesting right? It's the caracterism from Owl City. Always be interesting for their lyrics :D

Sunday, May 22, 2011

Piano tak Bernilai

Tania meletakkan jemarinya diatas benda yang berwarna hitam-putih.
Ia mulai melantunkan nada-nada indah yang hangat ditelinga. Membuat haru yang menerjang erat. Merasakan lembutnya musik yang asri. Sungguh suara yang merdu lewat piano yang Tania mainkan.

Satu minggu lagi, Tania akan mengikuti konser yang dibuka oleh pihak setempat untuk menunjukkan kemampuan remaja dibidang musik. Yang menjadi peserta konser terbaik akan diikut sertakan ke konser ditingkat kota. Lalu yang lolos dari tingkat kota, akan masuk ke tingkat provinsi. Dan pada akhirnya, akan menjadi pianis yang diproduseri oleh produser ternama.

Mimpi Tania selama ini adalah menjadi pianis yang hebat. Ia ingin kemampuan bermain pianonya tersebut diakui oleh semua orang. Ia ingin terkenal. Namun, bukan sekedar terkenal. Jika ia sudah terkenal, ia pun ingin membantu orang lain dalam belajar bermain piano untuk mengamalkan ilmunya. Tania memang anak yang mulia. Tania sudah mengenal seluk beluk piano sejak ia berumur 5 tahun. Sampai ia berumur 14 tahun, ia menjadi akrab dengan mesin pelantun nada itu. Tania belajar bermain piano diajarkan oleh kedua orang tuanya, yang kebetulan mahir bermail piano. Hanya saja kedua orang tuanya tidak menggunakan kemahirannya dalam bermain piano untuk berkerja, mereka hanya bermain piano di waktu luang.

Lima hari berlalu. Tania rutin berlatih dengan giat untuk kelancaran konsernya kelak. Rencananya, ia akan membawakan instrument 'Melodies of Life' . Instrument tersebut cukup sulit. Hanya orang-orang terlatih saja yang dapat memainkannya.

Hari itu, Nina, sahabat Tania, bermain ke rumah Tania. Itu memang sering dilakukannya sebagai seorang sahabat.

     "Tania, apa yang sedang kamu lakukan? Maukah kamu bermain denganku?"
Ajak Nina yang baru saja datang.

     "Maaf Nin, aku sedang berlatih bermain piano. Tunggu ya. Lebih baik sambil menungguku, kamu mencicipi syrup yang sudah kusediakan itu" kata Tania yang sambil menunjuk ke arah botol syrup.

Tanpa basa-basi sedikitpun, Nina mengambil botol syrup tersebut dan berniat menuangkannya ke dalam gelas. Tanpa sengaja, syrup itu tumpah ke arah stop kontak yang tercoloki oleh kabel piano. Nina kaget. Nina berharap tidak terjadi kesalahan dalam piano. Tapi ternyata harapan Nina tidak terwujud. Suara piano lama kelamaan menjadi aneh. Tania pun bingung dan ketika melihat ke arah stop kontak Tania marah. Tania sangar kesal dengan perbuatan Nina. Sedangkan Nina, yang sedang panik, menaruh gelas berisi syrup ke atas speaker piano. Lalu tersenggol dengan tangannya sendiri. Dan….. TUMPAH! Sukseslah piano itu mengalami kerusakan.

   " NINAAAA! KELUAR KAMU DARI RUMAH INI! SAHABAT MACAM APA KAMU! BERANI BERANINYA MERUSAK BARANG KESAYANGANKU INI! PERGI KAMU DARI SINI! " Seru Tania yang sedang dilanda amarah . Tania berbicara dengan nada tinggi. Emosinya meledak dan berkobar. Dengan raut wajah mengenaskan, Nina menjawab 
 "maafkan aku, Tan. Aku benar-benar tidak sengaja. Aku menyesali per…"

 " TIDAK ADA KATA MAAF MAAF LAGI! PERGI KAMU SEKARANG JUGA!"
Seru Tania yang masih mengobarkan emosi.

Akhirnya, Nina pulang dengan perasaan sedih. Sesekali ia meneteskan air mata.

Tiba-tiba, mama Tania menghampiri Tania yang duduk di depan piano dengan kemurungan.


    " Tania, ada apa denganmu?"
   
    " Aku kesal sekali dengan Nina, Ia menumpahkan syrup ke stop kontak yang dicoloki dengan kabel piano. Tidakkah dia tau, piano adalah barang kesukaanku"
Jawab Tania.

   " Tania, kamu tidak boleh melakukan hal seperti itu. Lagipula Nina tidak sengaja, bukan?" mama Tania berusaha menasihati " Harusnya kamu mengerti. Coba kamu pikirkan baik-baik, sepenting apakah sebuah piano jika dibandingkan dengan sebuah persahabatan? Seorang sahabat semesrinya memaafkan kesalahan sahabatnya sendiri sebesar apapun itu. Serta sahabat yang melakukan kesalahan harus tetap meminta maaf. Sudahkah ia meminta maaf?" ujar Mama Tania panjang lebar.

   " Sudah…" jawab Tania.
  
  " Kalau begitu, hendaklah kamu memaafkannya. Dan karena kesalahanmu telah memarahi Nina seperti itu, segeralah kamu meminta maaf. Tak sepantasnya seorang sahabat bicara seperti itu kepada sahabatnya sendiri"

  " baiklah,"

  " oya, nak. Lebih baik kamu mengajak Nina untuk menonton konsermu besok, siapa tau saja ia akan merasa senang dapat melihat kehebatanmu dalam bermain piano"

  " oh yeaaah. Aku akan segera meneleponnya ma. Terima kasih banyak, ma! Tanpa mama aku tidak akan bisa menahan emosiku tadi"
Ucap Tania sembari melemparkan senyum kepada  mamanya. Memang benar, tanpa Mama, Tania tidak akan bisa menahan emosinya itu. Mama Tania memang orang yang banyak tau tentang persahabatan. Oleh karena itu ia dapat menyelesaikan masalah Tania ini.

Tania menelepon Nina, ia meminta maaf.atas apa yang telah ia lakukan. Tania sangat menyesal telah memarahi Nina. Dan begitu pula dengan Nina, ia sangat menyesal telah merusak piano milik Tania. Setelah itu, Tania mengajak Nina untuk menonton konsernya esok hari. Nina menerima ajakan tersebut dengan baik.


Keesokan harinya, datanglah hari yang telah ditunggu dari hari-hari sebelumnya. Hari dimana Tania akan berdiri diatas panggung, ditonton oleh ratusan bahkan ribuan bolah mata. Tania mendapatkan nomor urut pertama dalam menampilkan penampilannya,

Mulailah Tania menaiki panggung.

Ia mulai memaikan piano.

Lantunan nada indah bergetar dikuping setiap pendengar.

Sungguh suara ynag menakjubkan.

Semua orang memberi applause kepada Tania. Tania pun melemparkan senyuman yang manis kepada audience. Namun mata Tania hanya tertuju kepada seseorang. Seseorang yang sangat dicintainya, siapakah dia? Nina J