Twitter

Thursday, August 4, 2016

Berlari

now playing: payung teduh - untuk perempuan yang sedang dalam pelukan ( ga nyambung sih sama isi postingan ini )


Ini sebuah cerita dari temem gue. temen dari segala temen. gue ngutip dari pembicaraannya ke orang yang selalu berputar di otaknya.

Begini bunyinya

"Sudah cukup lama aku merindu. menyimpan perasaan yang amat dalam untuk orang yang dulu selalu disampingku. orang yang selalu menemaniku kemana pun ku pergi, ke tepi jalan sekali pun. sudah lama aku tidak bertemu dengannya. ku buka box yang berisi kenang-kenangan darinya. tidak banyak, hanya sedikit saja. semua kenangan bersamamu terputar begitu saja. aih. aku tidak bisa berlama-lama seperti ini. yang ada aku malah tersiksa dan terjun ke masa lalu yang tidak bisa terulang kembali. aku harus kembali ke kehidupanku yang sesungguhnya. kehidupan yang nyata. 

Satu tahun berlalu. ternyata tanpamu, aku masih bisa hidup. walaupun tidak benar-benar merasakan kehidupan.selalu saja ada bagian dari diriku yang masiiih saja hilang. aku tau, itu pasti kamu. tapi aku tak tahu usaha apa yang bisa mengembalikan dirimu. ya sudah. aku tidak ingin menghiraukanmu lagi, oke?

Dua tahun berlalu, dan ada yang baru. aku menemukan orang lain. kali ini benar-benar beda. lelaki itu berbeda denganmu. Dia tidak memarahiku ketika aku tidak minum susu cokelat. bukan maksud membandingkan, tapi memang begitu adanya. dia tulus. aku tahu dari sorotan matanya. dia juga baik, sama sepertimu. bedanya dia tidak selucu kamu. dia jayus. tapi dia orang yang menyenangkan. kalian berdua punya kelebihan masing-masing. dia kelebihan berat badan, kau kelebihan tinggi badan. bercanda. aku tak tahu harus bagaimana menceritakan detail tentang dia, karena sampai sekarang saja aku belum tahu banyak tentangnya. mungkin belum. hubunganku dengannya saja belum selama aku denganmu. Eh, aku sampai lupa. aku saja belum punya hubungan spesial dengannya. apa sebenarnya sudah ya? ah, aku tidak tau.

Kalau kamu, bagaimana? aku tau sudah ada wanita yang kau sukai, kan? wanita yang begitu cantik, anggun, religius. kalau dibandingkan denganku, aku mah apa atuh. tidak deh, aku pasti masih lebih baik dari dia kan? :p becanda. anak kecil baru siuman juga tahu kalau dia jauh lebih baik dariku. lantas mengapa kamu tidak benar-benar mendekatinya saja? atau sudah, ya? ah, kamu tidak bercerita denganku. jangankan cerita, berbincang saja kita tidak pernah. terakhir kali juga saat itu, saat ada insiden hujan badai yang membuatku berakhir di sebuah rumah yang nyaman, disambut dengan tawa hangat oleh pemilik rumah. bukan kamu loh pemilik rumahnya,

Aku tahu kita sudah tidak punya hubungan apa-apa lagi. kita sudah punya kehidupan masing-masing. tapi bisakah kita tetap menghargai satu sama lain? karena terkadang aku masih ingin menghubungimu, untuk sekedar bertanya kabar keluargamu. kamu juga boleh menghubungiku, bertanya kabarku, dan kabar orang terdekatku. tenang, keluargaku sudah berdamai dengan masa lalu. kau tidak seharusnya mengkhawatirkan semua itu. oya, kapan-kapan aku akan kenalkan lelaki yang tadi kubicarakan, itu juga kalau kau mau. kalau kamu menyuruhku berkenalan dengan perempuan yang kau suka, sih, aku gamau. nanti kalo dia merasa minder, bagaimana? hahaha. becanda.

Ya sudah,  aku tidak berniat apa-apa. hanya ingin memberi kabar dengan caraku sendiri. kini aku sudah dengan orang lain. tidak ada hubungan resmi, sih. hanya dekat saja. bahkan dulu kita juga bisa begitu dekat tanpa hubungan resmi, kan? Sudah, ya. aku harus mematikan kompor. tadi aku lupa yang seharusnya melanjutkan merebus bubur, malah menulis hal tidak penting ini buatmu. hehe. dadah..."

Udah. gaje ya. tapi miris. kasian. yaudah, dadahhhh





______



Wednesday, July 27, 2016

Bahagia

Halo! udah lama yah ku tak ngeblog. sebenernya gue pengen ngevlog tapi kayaknya ntar ajadeh kalo muka gue udah rada cakepan WKWK *brb operasi plastik*. jadi giniloh, kemarin gue abis otp sama temen gue. teman yg benar-benar luar biasa. awalnya gue curhat sama dia tentang cowo yg lagi gue senengin. terus dia sabar aja lagi. sepertinya dia sedang belajar jadi pendengar yang baik. gue dikasih trik trik jitu untuk berubah menjadi anggun (bukan anggun c sasmi loh..). sampe dikasih tau gimana caranya bales chat si cowo yg gua senengin wkwk tp untung gue ga ngikutin trik dia yg satu ini, kalo engga gue udah dianggep apa kali sekarang...

Nah ternyata obrolan gue ga sampe situ doang. tiba tiba dia malah ngomongin tentang kebahagiaan. tumben banget percakapan gue sama dia jadi bermutu kaya gitu. awalnya dia nanya, "ni menurut lu bahagia tuh apa? atau lu bahagia kalo lagi ngapain?" terus gue mikir.. abis itu gue jawab, "gue bahagia kalo sesuatu berjalan sesuai sama apa yang gue mau. sesuai sama harapan gue. soalnya gue suka kesel kalo misalnya gue udah berharaaaap banget sesuatu itu berjalan lancar, eh tau tau ada aja yang menghambat. gue jadi ga bahagia deh." trus kata temen gua, "ooh jadi lu bahagia karena harapan lu? bagus bagus.." dan setelah itu tema pembicaraannya langsung ga berbobot lagi (eh berbobot deng soalnya dia banyak ngebantu gue)

Malemnya gue ngomong kaya tadi. eh besoknya gue ngalamin kejadian tersebut. gue dikecewain sama orang orang terdekat gue gaes... mereka ga seperti apa yang gue harapkan. gue udah berjuang, ngorbanin gengsi gua, tapi ternyata itu semua ga cukup untuk bikin mereka jadi apa yang gue harepin. sakit sih, tapi mau gimana lagi? gue udah luap luapin ke satu temen gue, terus ke grup cewe2, alhamdulillah gue jadi ga terlalu emosi lagi.

Tapi ga lama kemudian gue jadi inget sama omongan guru les gue ke ibu gua...
"Kita sudah berjuang. Allah yang menentukan.."
gue jadi yang kaya... bener juga ya... kenapa selama ini gue terlalu sering berharap sesuatu itu berjalan seperti apa yang gue mau, sedangkan pembuat skenario sesungguhnya lebih tau apa yang terbaik buat gua. khilaf deh...

Gue jadi inget lagu yang ada hubungannya sama semua ini...
"Aku tau kutakkan bisa menjadi seperti yang engkau minta..." nah sama kaya semua hal, gabisa sama kaya apa yang gue mau.

Sekian dari gue, daaaahh!


____