Twitter

Sunday, December 30, 2012

2012 :')

Hai! Tidak terasa ya, akhirnya gua bisa post tentang 2012 ini setelah tepat satu tahun yang lalu gua post tentang 2011. Alhamdulillah gua masih diberi umur sama Allah SWT. O:)

Tahun 2012 ini adalah tahun yang berlalu sangat sangat cepat. Banyak hal-hal yang udah gua jalanin di tahun ini, dari yang menyenangkan sampai yang menyedihkan. Di tahun ini, gua ngejalanin kehidupan sama kaya tahun lalu, masih bareng-bareng sama Princess Pinus, Tarikh, dan ala2013. tapi..... tapi untuk fakazico udah engga setelah gua masuk kelas 9... Hmm alesannya ga bisa gua ceritain tapi yang jelas banyak hal yang bikin kita ga cocok lagi sehingga kita ga bisa sama sama lagi :') but everythings gonna be alright :D

Di tahun 2012 ini gua ngelanjutin perjalanan gua sama Princess Pinus dalam Lomba Tingkat (LT) di bulan Januari yaitu LT IV yang bertempat di Banten Lama dan Cilegon. LT IV ini adalah lomba tingkat seprovinsi Banten. Disana, Princess Pinus bener-bener bisa ngendaliin diri masing-masing sehingga kita bisa nyatu dan ngejalanin lomba dengan baik. Gua sebagai pinru regu juga ngerasa bangga dengan sifat anggota gua. Sampe saat kita dapet lawan sesusah apapun, kita bisa ngelewatin dan jadi yang terbaik. Alhamdulillah, di LT IV Pinus dapet regu berprestasi tinggi yang setara dengan juara I, dan bakal ngewakilin Banten di LT V tingkat nasional. Nah, LT V ini dilaksanakan di bulan Juli.



 Perlu latihan keras dan simulasi sebelum LT V. dan saat-saat latihan adalah saat-saat paling seru buat princess pinus. soalnyaa, selama liburan akhir semester II itu kita semua ke sekolah buat latihan, dari jam 9 pagi sampe jam 5 sore. setiap hari begitu, sampe kita nganggep sekolah kita itu udah kaya rumah kedua kita. yang otomatis princess pinus sendiri udah gua anggep sebagai keluarga kedua. Saat pelaksanaan simulasi, pinus ketemu dengan satu regu putra dari Kab. Serang yaitu Regu Eagle. mereka kalo bisa dibilang cukup unik yaa (jangan tanya kenapa) dan tentunya, pinus bisa kerjasama dengan eagle walaupun perjuangannya untuk akrab cukup sulit-_- sampe tiba waktunya LT V, banyak masalah yang pinus lewatin selama pelaksanaan lomba yang memakan waktu satu minggu itu.yang bikin gua seneng dan cukup terharu adalah bagian hari ketiga di LTV, yang bertepatan sama ulangtahun gua. saat udah tengah malem menjelang tanggal 9 Juli itu, Aisyah, Betari, Lala, Rima yang belum tidur kasih gue surprize dengan nancepin lilin diatas roti sebagai kue ulangtahun gue:') disitu, antara terharu, seneng, dan ngakak. campur aduk karena gue kira mereka ga akan ngerayain kaya gitu...:') Yaap big thanks buat sahabat-sahabat pinus yang cukup gila itu:'D Alhamdulillah, Pinus pun dapet regu berprestasi cukup di LTV yang setara dengan juara III. walaupun target kita ga tercapai, tapi seengganya udah bisa jadi tiga terbaik di sana udah jadi kebanggaan tersendiri buat Pinus. dan gua ngerasa beruntung punya Princess Pinus. suka, duka, ketawa, kehujanan, kesakitan, bareng sama Pinus. Udah bener-bener solid banget sama pinus...


Di 2012 ini, I'm still with my boy. banyak yang udah gua laluin sama tarikh, seneng, sedih, sakit, ketawa, kesakitan kita sama-sama laluin. masalah banyak, tapi tetep bisa diselesain walaupun kadang harus ngerasain sakit dulu :') gua juga sering salah sama tarikh di tahun ini... Hmm tapi ada banyak sweet moment yang unforgettable buat gua. salah satunya adalah saat man city jadi juara liga. gua sama tarikh sama sama suka City. dan saat match penentuan city jadi juara atau engga, gua sama tarikh nonton bareng (di rumah masing-masing tapi ngobrol lewat sms:p) saat itu city vs qpr . dan kita bener-bener ngerasa geregetan dan deg-degan. awal-awalnya gua kira city bakal kalah, karna kalau kalah MU yang bakal jadi juara liga. dan ternyata di menit-menit terakhir, aguero (pemain city) ngegoalin:'D dan akhirnya city pun menang dan jadi juara liga \m/ gua sama tarikh samasama seneng. akhirnya city juara juga :') ahaha dan ini foto city yang juara di musim kemarin :
Banyak hal yang udah gua kerjain juga sama tarikh selama di tahun 2012 ini. he makes my night more beautiful<3:') especially for august, 9th and december, 20th. Much loveeee{}

Di tahun 2012 ini, gua sama aisyah, khansa, zahra, fira, dan arum bikin kelompok belajar bareng pa Arnow. ini salah satu persiapan kita buat UN juga, karena UN kan belum lama lagi. kalo ga dipersiapin dari sekarang kan ga mungkin punya hasil yang memuaskan. dari kelompok ini gua juga banyak belajar. belajar tentang semuanya, terutama mimpi. pa Arnow bener-bener ngajarin banyak hal:') dan gua belum bisa ngebales apa-apa sampe sekarang.... dan alhamdulillah loh, di tahun 2012 ini gua ngelaksanain Auliya Student Research (ASR) dan selesai di tahun ini juga :') dengan perjuangan yang betul-betul memakan waktu, uang, dan pikiran. tapi semua ini ada banyak manfaatnya kokk:'D

Itu bagian-bagian indah di tahun ini. bagian yang menyedihkan adalah ketika sahabat auliya2013, Dean Citra B. dipanggil Allah karena dibacok sama orang. sedih banget harus kehilangan orang kaya Dean, yang lucu dan selalu menghibur itu :" sekarang kita cuma bisa berdoa aja, semoga dia tenang di sisi kanan Allah O:)

Sebetulnya, gua cukup takut buat ngelewatin 2013 besok. di tahun itu, gua bakal ngelewatin UN, test masuk SMA, dan yang ga perlu ditanya..... harus pisah sama auliya2013, pinus, tarikh..... insya Allah gua bakal boarding di SMA nanti. tapi semuanya harus dilewatin. kalo emang takdir, abis sma pasti bisa ketemu lagi ;-)  berat banget ngelepas orang-orang yang udah berharga kaya gitu. Makasih banyak buat semuanya, maaf belum bisa bales kebaikan kalian semua. Love you so much! ({})

 Harapannya, semoga di 2013 nanti gua bisa dapet nem UN diatas 38... kalo bisa 39 karena itu angka bagus (?) dan bukan cuma gua, pinus & tarikh juga bisa dapet yang memuaskan! angkatan gue dapet sma yang terbaik semua... bisa terus sama pinus&tarikh, bisa nulis banyak cerpen, kalo bisa novel hihi. bisa main basket (yang satu ini ga pernah tercapai-_-) dan tentunya, bahagiain semua orang! :')

2013, you're gonna see me fighting on you :]  

Wednesday, December 26, 2012

Our Last Day


Di pagi hari, motor Tomi sudah terpajang di depan halaman rumah Nerly. Dan pemiliknya hanya duduk di kursi yang tersedia disana. Nerly yang melihat itu langsung mengganti pakaiannya dengan terburu-buru. Sampai akhirnya, ia hanya menggunakan kaos lengan panjang polos berwarna hijau tosca dengan bawahan blue jeans dan mengenakan kalung berbentuk gitar yang biasa ia pakai. Kemudian ia membuka pintu rumahnya.

“Hey, maaf agak lama” ucap Nerly
“Iya tidak masalah. Ayo naik” seru Tomi yang mendahului dengan menyalakan mesin motornya
“Kita mau kemana?” tanya Nerly
“Sudah kamu ikuti aku saja.” Tomi hanya menjawabnya santai dengan senyum menawannya. Nerly hanya bisa tunduk padanya dengan muka masamnya karena tidak diberi tahu apapun.

Matahari pagi yang menyambar Nerly dan Tomi membawa mereka ke suatu tempat yang tidak asing bagi mereka, yaitu mall yang sering mereka kunjungi. Nerly tampak sedikit percaya bahwa Tomi hanya ingin mengajaknya nonton bioskop saja. Karena memang biasanya, mereka ke sana untuk menonton bioskop. Namun, hari masih pagi dan XXI buka pukul 12.00. Mengapa datang sepagi ini, batin Nerly.

Tomi memarkir motornya dan langsung mengajak Nerly masuk mall. Mereka menaiki eskalator menuju lantai dua. Tidak diduga, Tomi membeli dua lollipop berwarna gradiasi biru, kuning, dan merah.

“Ini untukmu,” sambil memberikan sebatang lollipop “sekarang masih pagi. Sambil menunggu XXI dibuka, kita ke fun world dulu saja. Bagaimana?”

“Aku senang kau menyuruhku memberi persetujuan. Baiklah, Tom”  Gumam Nerly yang diselingi dengan tertawa kecil.

Permainan pertama yang mereka mainkan adalah hockey. Mereka bermain dengan ceria dan penuh tawa. Kemudian mereka memainkan basket. Namun satu ring dimainkan berdua. Tomi yang jahil seringkali mendorong tubuh Nerly hingga Nerly hampir terjatuh. Dengan puasnya Tomi tertawa lepas yang melihat kekasihnya itu merengek kesakitan.

“Cewekku kan kuat, jangan nangis dong....”
“Kamu jahil sekali, sih. Sini gantian aku yang main!” Seru Nerly yang masih merengek tidak terima tubuhnya dijatuhkan. Tomi hanya terus tertawa karena ia melakukan itu hanya untuk menghibur diri Nerly saja. Dan Nerly pun sangat paham kelakukan Tomi hanya candaan semata. Orang-orang yang berada di fun world yang melihat tingkah mereka, ikut tertawa kecil.

Hingga tiba pukul 12.00 Nerly dan Tomi menuju XXI untuk memesan tiket.
“Kau mau film apa?” tanya Tomi
“Terserahmu saja”
“Sekali lagi aku dengar kamu bilang terserah....”
“Iya iya, Tom! Aku mau the amazing spiderman 2 saja.”
Tomi hanya tertawa melihat Nerly yang merasa terancam seperti itu. Ia langsung memesan 2 tiket dengan seat L1 dan L2.

“Tomi? Yang benar saja, kamu mau kepala kita terangkat ke atas dan lordosis setelah menonton ini?” protes Nerly yang melihat seat yang telah dipesan oleh Tomi. Tempat duduk itu terletak di paling depan pojok kanan. Dan Nerly sangat tidak menyukai itu.

“Iya, Ner. Tidak apa-apa kan? Kalau kau sakit, aku juga sakit kok” jawab Tomi dengan santai dan tidak merasa bersalah. Film itu dimulai pukul 12.30 dan mereka hanya perlu menunggu sebentar untuk memasukinya. Nerly membeli pop corn asin medium untuk dimakan berdua.

Selama menonton film, Nerly dan Tomi tidak banyak berbincang. Terjadi kejanggalan pada diri Tomi yang dirasakan oleh Nerly. Dari awal film dimulai, Tomi langsung menggenggam tangan Nerly tanpa berkata apapun. Tomi juga sering terlihat murung seperti sedang memikirkan sesuatu. Nerly pun ambil tekad untuk menanyakannya.

“Tom.....” Bibir Nerly bergetar, takut tindakannya itu salah “ada apa denganmu?”
Tomi langsung mengarahkan kepalanya ke kanan agar bisa melihat langsung keberadaan Nerly disampingnya.
“Tidak ada apa-apa.”
“Kau terlihat murung” ucap Nerly apa adanya. Tom terdiam sebentar. Ia tampak kebingungan harus menjawab apa
“Begitukah? Tenang saja, aku tidak apa-apa.” Jawab Tomi yang langsung melepas genggamannya dan kemudian mengelus kepala Nerly dengan penuh kasih sayang. Nerly jadi salah tingkah dan masih belum puas dengan jawaban yang diberikan oleh Tomi.

“Seandainya kisah kita seperti spiderman...” Tomi terlihat berpikir “tidak akan pernah aku merasa sesedih ini”
Nerly yang mendengar ucapan itu begitu terkejut. Apa maksud Tomi? Apa yang ia sembunyikan?

Film selesai, Tomi langsung mengajak Nerly untuk ke tempat karaoke yang terletak tidak jauh dari XXI. Nerly heran, tidak biasanya Tomi mengajaknya untuk berkaraoke. Ini untuk pertama kalinya mereka berdua bernyanyi bersama dalam kurun waktu dua jam di dalam satu ruangan yang terasa hangat. Lagu pertama yang dipilih oleh Tomi adalah Goodbye dari Secondhand Serenade. Secondhand Serenade adalah band yang sama-sama disukai oleh Tomi dan Nerly. Merekapun bernyanyi dengan tulus. Digenggamnya tangan Nerly oleh Tomi selama bernyanyi. Sesekali ia mencium tangan halus Nerly dengan kelembutan tersendiri. Betapa bersyukurnya Nerly telah dipertemukan dengan Tomi. Tak ingin sekalipun ia berada jauh dari Tomi.

Setelah dua jam bernyanyi dalam karaoke, Tomi mengajak Nerly untuk makan di salah satu food court yang tersedia. Selera makan Nerly sudah tidak ada karena telatnya waktu makan yang ia terima. Tomi merasa bersalah karena telat menajak Nerly makan. Dan Nerly—yang merasa kelaparan—memilih untuk menunggu sampai diajak.
“Maafkan aku, Ner. Aku benar-benar lupa kalau kamu tidak bisa telat makan sedikitpun.”
“Iya tidak apa-apa. Sekarang aku paksakan untuk makan saja.”
“Maaf, sayang aku tidak bermaksud menyakitimu. Sekarang kau pesan makanan yang tidak membuatmu mual ya, dan jangan lupa air putih” perintah Tomi dengan nada khawatir. Tomi benar-benar tidak ingin melihat kekasihnya sakit sedikitpun. Dan suasana makan siang yang telat itu menegang karena ketidakenakan satu sama lain. Nerly terus berusaha tersenyum walaupun masih merasa mual, dan Tomi tahu bahwa Nerly merasakan itu.

Saat hari mulai gelap, Tomi membawa Nerly ke suatu tempat yang belum pernah Nerly kunjungi, yaitu atap mall. Tempat itu tidak boleh dikunjungi oleh siapapun, kecuali petugas yang berkepentingan. Tomi meminta izin langsung kepada pemilik kekuasaan mall untuk pergi ke sana. Untuk mencapai ke atap juga butuh tenaga menaiki anak tangga kecil yang tidak bisa dihitung dengan jari jumlahnya. Tom meminta Nerly yang naik lebih dahulu.

“Aku tidak berani, Tom” keluh Nerly yang baru menaiki tiga anak tangga.
“Lanjutkan saja, aku ada di belakangmu.”
“Tapi.....” Nerly terdiam “Aku tidak yakin”
“Kau harus yakin. Kumohon naiklah, Ner”
“Apa tidak ada tempat lain selain ini?”
“Ada, tapi aku ingin kau naik.”
Nerly yang mendengar permohonan tulus Tomi tersebut langsung melanjutkan naik. Hingga tersisa 3 anak tangga teratas, Tomi menahannya sebentar
“Nerly, berjanjilah kau tidak akan melupakan tempat ini.”
Nerly tersentak dan langsung menengok ke arah Tomi yang berada di belakangnya
“Iya, Tomi. Aku tidak akan melupakannya”

Tiga tangga berikutnya telah menunggu. Suasana atap yang jika dilihat dari bawah tampak gelap, berhasil diraihnya. Hingga ia sampai di anak tangga teratas, ternyata prasangka buruknya tentang kegelapan atap, salah. Itu bukan atap, itu surga. Tempat yang dibaluti dengan kaca transparan yang luas, membuat mata dapat memandang seisi kota yang indah. Tak disangka, atap itu berkeramik granit gelap yang mewah.

“Kau melihat apa, Ner?”
“Surga.”

Tomi pun tersenyum melihat Nerly yang masih tidak percaya akan indahnya atap itu. Digenggamnya kedua tangan Nerly dan dihadapkannya diri mereka satu sama lain.

“Aku tidak percaya, Tom.” Ucap Nerly “Kau membuat malamku seperti surga”
“Kau juga, Ner. Kau membuat diriku merasa tenang berada di dekatmu”
“Aku menyayangimu” ucap Nerly.
Dengan diam, Tomi langsung memeluk tubuh Nerly dengan erat. Tidak disangka, Tomi meneteskan air mata. Isakan tangisnya terdengar jelas di telinga Nerly. Diciumnya kening Nerly dengan penuh ketulusan.

“Jelaskan padaku, mengapa kamu terlihat seperti ini?” Tanya Nerly

Tiba-tiba, terdengar bunyi hujan yang membasahi kota. Nerly dan Tomi tampak terkejut karena hujan tersebut datang tak diduga.

“Kamu akan tahu besok. Sekarang, mari kita pulang”

Saat sampai di parkiran motor, ternyata Tomi tidak membawa jas hujan. Ia benar-benar panik karena tidak mau membiarkan Nerly hujan-hujanan saat diantarnya.

“Kau naik taksi saja, biar aku carikan.”
“Tidak, aku ikut denganmu saja.”
“Tapi hujan ini semakin deras, Ner.”
“Tidak apa-apa. Kumohon, antarkan aku pulang.”
Tomi tidak bisa menolak permintaan Nerly
“Tutupi kepalamu dengan jaketku”
“Lalu kau pakai apa?”
“jangan pedulikan aku, ayo naik!”
Nerly tidak bisa berkutik lagi. Digunakannya jaket milik Tomi untuk menutupi kepalanya. Sepanjang perjalanan, Nerly merasa kedinginan. Begitu juga dengan Tomi. Dilingkarkannya pinggang Tomi dengan tangan Nerly. Itu membuatnya merasa lebih hangat. Tomi pun mengemudi dengan satu tangan, dengan tangan kirinya yang menggenggap tangan Nerly yang berada di pinggangnya. Malam itu, Nerly benar-benar merasa nyaman berada sedekat itu dengan Tomi. Walaupun ia tak tahu apa yang disembunyikan oleh Tomi sampai sedemikian rupa, namun Nerly tetap merasa bahagia.

Sesampainya di rumah Nerly, Tomi membuka kaca helmnya untuk melihat Nerly dengan jelas.

“Ini jaketmu, terima kasih banyak” ucap Nerly seraya memberikan jaket Tomi
“Tidak usah, kau simpan saja.” Jawab Tomi yang tidak diduga
“Kau bercanda ya?”
“Aku serius. Terima kasih juga, Ner kamu sudah mau menuruti semua permintaanku hari ini. Kumohon, apapun yang terjadi jangan lupakan aku.”
“I... Iya, Tomi.”
“Untuk pertanyaanmu yang tadi.... Kau akan tahu jawabannya besok. Aku pulang ya, goodbye honey!”
“Bye...”

Tomi pun memutar balik motornya dan berjalan pulang. Malam itu benar-benar indah. Benar-benar indah.

***
Keesokan harinya, Nerly bangun dengan telat. Ia pun langsung membuka handphone nya yang terlihat ada pesan baru.

Ner, terima kasih banyak untuk semuanya. Apakah kau bisa datang ke rumahku sekarang? Ada yang ingin kubicarakan terkait dengan pertanyaanmu semalam.
Love you, Ner

Received: 06.10 a.m

Nerly sangat terkejut membaca pesan itu. Tomi mengirimnya pukul 06.10 dan sekarang sudah pukul 09.00. tanpa banyak bicara, ia pun langsung mandi dan mengganti bajunya untuk pergi ke rumah Tomi.

Ditekannya bel rumah Tomi yang tampak sepi. Tidak ada yang membukakan pintu. Nerly pun memilih untuk menunggu di kursi yang tersedia di teras rumah Tomi. Selang seperempat jam, terlihat mobil Honda Jazz hitam yang berhenti di depan rumah Tomi. Nerly pun tenang karena yang ia tunggu akhirnya datang juga. Namun, hatinya berubah tidak tenang setelah melihat yang keluar dari sana adalah Kak Diva—kakak perempuan Tomi—yang terlihat rapih dengan setelan kemejanya.

“Nerly... Kau sudah lama menunggu?” Tanya Kak Diva
“Hmm belum, Kak” jawab Nerly dengan senyum yang sedikit dipaksakan
“Maaf kalau begitu. Ini ada yang dititipkan oleh Tomi. Kamu bisa baca sendiri.” Ucap Kak Diva yang seraya menyodorkan sepucuk surat yang ditaruh di dalam amplop biru muda. Tanpa berpikir panjang, Nerly membukanya

Dear, Nerly
Hai sayang, maafkan aku telah membuatmu kehujanan semalam. Aku benar-benar tidak menyangka kalau tadi malam akan hujan seperti itu. Dan tentunya terima kasih banyak atas semuanya.

Pagi ini, aku meninggalkan Jakarta untuk ke Berlin. Aku akan melanjutkan kuliahku disana. Orangtuaku juga menempatkanku di sebuah perusahaan untuk bekerja nanti. Aku tidak tahu pasti kapan aku akan kembali ke Jakarta. Yang jelas, kalau ada waktu aku pasti akan mengunjungimu. Aku tidak habis pikir mengapa ini benar-benar terjadi. Aku kebingungan untuk mencari cara memberi tahumu. Kurasa caraku kemarin adalah yang paling tepat. Maafkan aku harus meninggalkanmu tiba-tiba. Aku juga baru diberi tahu oleh Papaku tiga hari yang lalu. Maafkan aku, Ner. Kamu tidak usah menyusulku ke sini. Carilah orang yang lebih baik dariku. Kamu adalah kekasihku yang pertama, dan kuharap kamu akan terus bahagia walaupun tidak bersama denganku. Terima kasih telah menjadi kekasihku, Ner. Aku sangat menyayangimu.

Salam,
Tomi

Tes......
Tes......
Nerly tidak berhenti menangis. Kepergian  Tomi sangat membuatnya bersedih. Ia benar-benar tidak menduga semua ini akan terjadi. Berjuta kenangan telah dilewatinya bersama. Ternyata benar apa yang dikatakan oleh semua orang,
nothing lasts forever.